Sabtu, 21 November 2009

tugas ekonomi pembangunan (UMKM)

PELAKU EKONOMI

UMKM

(Usaha Mikro Kecil dan Menengah)

Usaha Makanan dan Minuman

Di Kota Bekasi














Disusun Oleh :

Nama : Rizky Rufaida Sari

NPM : 31208096

Kelas : 2DD04

UNIVERSITAS GUNADARMA

2009

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Segala Puji bagi Allah Azza Wajalla, Rabb semesta alam. Kami memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya dan berlindung dari kejahatan dan godaan syetan yang terkutuk. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah dijalan-Nya, maka tidak ada yang dapat menyatukannya dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.

Alhamdulillah atas ridlo, rahmat, taufik, hidayah, barokah dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan dan pembuatan Tugas Ekonomi Pembangunan. Penyusunan Tugas ini untuk memenuhi tugas yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini, melainkan seizin Allah SWT. Penulis tidak lupa mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun, untuk penyempurnaan penulisan Tugas Ekonomi Pembangunan. Semoga tugas ini dapat bermanfaat, amien.

Bekasi, November 2009

Penulis

DAFTAR ISI

Cover i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

BAB I ASPEK KELEMBAGAAN 1

I.I Latar Belakang Perusahaan 1

I.II Jumlah Karyawan 1

I.III Tanggung Jawab 1

I.IV Struktur Organisasi 1

BAB II ASPEK PRODUKSI 2

II.I Jenis Produksi yang dihasilkan 2

II.II Proses Produksi 2

II.III Fasilitas Produksi 2

II.IV Cara Distribusi 2

BAB III ASPEK KEUANGAN 3

III.I Laporan keuangan 3

BAB IV PENUTUP 4

IV.I Kesimpulan 4

IV.II Saran 4

BAB I

ASPEK KELEMBAGAAN

I.I Latar Belakang Perusahaan (Usaha)

Usaha ini didirikan sejak tahun 2007 , nama usaha ini adalah Raffa Shop. Menjual berbagai macam makanan dan minuman yang terdiri dari: pempek, batagor, roti goreng, bakso goreng, aneka jus, pop ice dan lain-lain.

I.II Jumlah Karyawan

Usaha ini memiliki dua karyawan dan pemilik yang terjun langsung dalam pembuatan makanan dan minuman ini.

I.III Tanggung Jawab

Tanggung jawab usaha ini Raffa Shop dipegang langsung oleh pemilik usahanya sendiri.

I.IV Struktur Organisasi

Raffa Shop memiliki struktur organisasi yang terdapat pada gambar di bawah ini



PENANGGUNG JAWAB &OWNER

IIS









BAB II

ASPEK PRODUKSI

II.I Jenis-jenis Produksi yang Dihasilkan

Raffa shop memproduksi berbagai macam makanan dan minuman, diantaranya pempek, batagor, roti goreng, bakso goreng, aneka jus dan pop ice.

II.II Proses Produksi

Raffa Shop memproduksi makanan dan minuman setiap hari kecuali hari jumat, dengan membutuhkan bahan-bahan sebagai berikut:

1. Tepung Terigu

2. Sagu

3. Gula pasir

4. Gula Merah

5. Garam

6. Cabai

7. Bawang Merah

8. Bawang Putih

9. Penyedap Rasa

Prosesnya dimulai dari sore hari dengan membuat adunan(bahan) setengah jadi dan kemudian pada pagi hari semua bahan setengah jadi di bentuk berdasarkan jenis makanan.

II.III Fasilitas Produksi

Usaha ini membutuhkan berbagai macam fasilitas seperti :

1. Kompor

2. Gas

3. Plastik

4. Nampan

5. Blender

6. Wajan

7. Panci

II.IV Cara Distribusi

Cara pendistribusian usaha ini dengan menjual langsung di tempat pemilik usaha, tidak menitip pada toko-toko.

BAB III

ASPEK KEUANGAN

III.I Laporan keuangan

Modal 2.000.000

Peralatan:

· Kompor 100.000

· Gas 60.000

· Blender 85.000

· Etalase 1.200.000

· Lain-lain 200.000

Gaji karyawan 100.000

Rp. 1.645.000

Laba/keuntungan 355.000

BAB IV

PENUTUP

IV.I Kesimpulan

Usaha Raffa Shop dibentuk pada tahun 2007, menjual berbagai aneka makanan dan minuman seperti pempek, batagor, roti goreng, bakso goreng, aneka jus dan pop ice, yang dijualnya konsinyasi dengan harga berbeda-beda.

IV.II Saran

Saran kepada masyarakat di jaman globilisasi jaman yang sedang dilanda krisis ekonomi dan juga sulitnya mencari lapangan kerja lebih baik mendirikan usaha dimulai dari usaha kecil, jika dibandingkan pendapatannya juga tidak kalah dengan pegawai di perusahaan sekalipun. Asal kita mau berusaha dan bekerja keras pasti kita akan mendapatkan apa yang kita cita-citakan.

tugas rangkuman bab 7

PERUBAHAN STRUKTURAL DALAM PROSES PEMBANGUNAN

A. Perubahan Berbagai Sektor

1. Sumbangan sektor pertanian kepada produksi nasional telah menurun di dua belas dari tiga belas negara. Umumnya pada taraf permulaan pembangunan ekonomi, peranan sektor itu mendekati setengah dan adakalanya mencapai sampai hampir dua pertiga dari seluruh produksi nasional. Pada akhir masa observasi, peranan sektor pertanian di kebanyakan negara dalam menghasilkan produksi nasional hanya mencapai 20 persen atau kurang dan di beberapa negara peranannya lebih rendah dari 10 persen. Dengan demikian, sektor pertanian menurun mencapai 30 persen poin. Satu-satunya pengecualian dari keadaan ini adalah perubahan yang terjadi di Australia, dalam delapan dasawarsa peranan sektor pertanian bertambah besar, walaupun dalam jangka masa itu kemajuan ekonominya terus-menerus berlangsung.

2. Pada tahun-tahun permulaan dari masa yang diobservasi sumbangan sektor tersebut berkisar di antara 20 sampai 30 persen dari seluruh produksi nasional. Pada akhir masa yang diobservasi, peranannya paling sedikit meningkat sebesar 20 persen poin sehingga sektor tersebut pada akhirnya menyumbangkan di antara 40 dan adakalanya lebih 50 persen. Sekali lagi Australia merupakan pengecualian di mana peranan sektor industri dalam menghasilakan produksi nasional menurun sebesar 1 persen poin.

Chenery dalam menentukan perubahan sumbangan berbagai sektor dalam produksi nasional apabila pendapatan per kapita naik dari US$100 menjadi US$1000, dan perubahan peranan berbagai industri pengolahan dalam keseluruhan produksi sub-sektor industri pengolahan apabila pendapatan per kapita naik dari US$100 menjadi US$600.

Kenyataan menunjukkan bahwa berbagai industri dalam sub-sektor industri pengolahan mengalami perkembangan yang lebih cepat dari perkembangan dalam pendapatan per kapita (nonproportional growth). Misalnya pendapatan per kapita telah berubah dari US$100 menjadi US$600 sebagai akibat dari adanya kegiatan pembangunan dalam suatu jangka waktu tertentu. Ini berarti dalam proses pembangunan itu pendapatan per kapita telah menjadi 6 kali lipat.

Peranan berbagai sektor dalam menciptakan produksi nasional dalam proses pembangunan, Chenery membuat kesimpulan berikut:

1. Peranan sektor jasa tidak mengalami perubahan yang berarti yaitu tetap mencapai di sekitar 38 persen dari produksi nasional dalam proses peningkatan pendapatan per kapita dari US$100 menjadi US$1000.

2. Peranan sektor perhubungan dan pengangkutan juga akan menjadi dua kali lipat dari peranannya pada waktu pendapatan per kapita US$100, apabila pendapatan per kapita telah mencapai sebesar US$1000. Sedangkan peranan sektor pertanian menurun dari 45 persen menjadi hanya 15 persen dari produksi nasional apabila pendapatan per kapita naik dari sebesar US$100 menjadi US$1000.

Perubahan corak struktur ekonomi seperti yang digambarkan di atas mempunyai arti, bahwa:

· Tingkat pertambahan produksi sektor industri lebih cepat daripada tingkat pertambahan produksi nasional

· Tidak adanya perubahan dalam peranan sektor jasa dalam produksi nasional berarti bahwa tingkat perkembangan sektor jasa adalah sama dengan tingkat perkembangan produksi nasional.

Perubahan struktur ekonomi yang demikian coraknya disebabkan oleh beberapa faktor.

1. Elastisitas permintaan yang diakibatkan oleh perubahan pendapatan (income elasticity of demand) adalah rendah untuk konsumsi atas bahan-bahan makanan. Sedangkan permintaan terhadap bahan-bahan pakaian, perumahan, dan barang-barang konsumsi hasil industri keadaannya adalah sebaliknya.

2. Perubahan struktur ekonomi seperti yang digambarkan di atas disebabkan pula oleh perubahan teknologi yang terus-menerus berlangsung. Perubahan teknologi yang terjadi dalam proses pembangunan akan menimbulkan perubahan struktur produksi yang bersifat compulsory dan inductive.

B. Perubahan Struktur Penggunaan Tenaga Kerja

1. Di beberapa negara (Amerika Serikat, Jepang, dan Rusia) peranan sektor pertanian Peranan sektor jasa dalam menyediakan kesempatan kerja tidak mengalami banyak perubahan seperti di Inggris, Belgia, Negeri Belanda, Swedia, dan Australia. Tetapi di negara-negara lain, peranannya mengalami kenaikan relatif yang sangat besar sekali, seperti dapat diperhatiakan dari keadaan di Swiss, Denmark, Norwegia, Italia, Amerika Serikat, Kanada, Jepang, dan Rusia.

2. Peranan sektor jasa dalam menyediakan kesempatan kerja tidak mengalami banyak perubahan seperti di Inggris, Belgia, Negeri Belanda, Swedia, dan Australia. Tetapi di negara-negara lain, peranannya mengalami kenaikan relatif yang sangat besar sekali, seperti dapat diperhatiakan dari keadaan di Swiss, Denmark, Norwegia, Italia, Amerika Serikat, Kanada, Jepang, dan Rusia.

C. Perubahan Struktur Sektor Industri dan Jasa

1. Pada tingkat pembangunan yang rendah, sub-sektor pertambangan pada umumnya selalu merupakan sub-sektor industri yang kecil peranannya dalam menciptakan produksi nasional dan menampung tenaga kerja. Dalam proses pembangunan peranan tersebut menjadi bertambah kecil lagi. Sub-sektor industri bangunan juga mengalami perubahan yang sama sifatnya dengan sub-sektor pertambangan, yaitu di kebanyakan negara yang diobservasi, peranannya dalam menciptakan produksi sektor industri dan menampung tenaga kerja menjadi bertambah kecil apabila tingkat pembangunan ekonomi bertambah tinggi.

2. Peranan sub-sektor perhubungan dan pengangkutan dalam keseluruhan produksi sektor industri menurut harga tetap menjadi semakin besar. Apabila tingkat harga-harga dianggap tetap, di Amerika Serikat sub-sektor perhubungan dan pengangkutan menciptakan 14 persen dari keseluruhan produksi sektor industri pada tahun 1869-78, dan meningkat menjadi 25 persen pada tahun 1939-48. Di Australia, juga apbila tingkat harga-harga di anggap tetap, kenaikan peranan sektor itu adalah dari 4 persen pada tahun 1861-65 menjadi 21 persen pada tahun 1934-38.

D. Perubahan Struktur Industri Menurut Analisis Chenery

Analisis Chenery menggunakan data di berbagai negara dalam suatu masa tertentu, atau lebih lazim disebut data cross section. Aspek yang paling penting dari analisis Chenery, menunjukkan cirri-ciri proses pembangunan ekonomi, yaitu lebih ditekankan pada hubungan kuantitatif di antara pendapatan per kapita dengan persentase sumbangan berbagai sektor ekonomi dan industri dalam sub-sektor industri pengolahan terhadap produksi nasional.

Dengan demikian berbagai sektor pada berbagai tingkat pembangunan ekonomi, dan selanjutnya dapat digunakan sebagai landasan dalam menentukan sumber daya yang perlu dialokasikan ke berbagai sektor ekonomi. Dalam analisisnya Chenery, tidak meneliti perubahan peranannya dalam menampung tenaga kerja apabila perekonomian bertambah maju.

E. Perubahan Struktur Perekonomian Negara Berkembang

1. Perubahan dalam struktur ekonomi yang dipandang sebagai perubahan dalam proses akumulasi. Kegiatan-kegiatan ekonomi yang termasuk sebagai proses akumulasi meliputi:

Ø Tabungan dan pembentukan modal. Tingkat tabungan dan pembentukan modal mengalami peningkatan yang cukup besar, yaitu berturut-turut dari 13,5 persen dan 15,8 persen menjadi 23,3 persen dan 24,0 persen. Sepanjang proses pembangunan ekonomi tingkat pembentukan modal selalu lebih besar dari tingkat tabungan. Keadaan seperti ini dimungkinkan oleh adnya aliran masuk modal dari luar negeri. Peranan modal yang berasal dari luar negeri menurun dalam proses pembangunan, yaitu dari sebesar 2,3 persen pada waktu pendapatan per kapita sebesar US$100 menjadi hanya sebesar 0,6 persen pada waktu pendapatan per kapita mencapai US$1000.

Ø Pendapatan Pemerintah. Tingkat pendapatan yang dapat dikumpulkan oleh pemerintah meningkat dari 15,3 persen menjadi 28,7 persen, dan peningkatan pendapatan yang sangat besar ini terutama disebabkan oleh kenaikan dalam tingkat penerimaan pemerintah dari perpajakan. Pendapatan pemerintah dari berbagai jenis pajak meningkat dari 12,9 persen menjadi 25,4 persen.

Ø Pendidikan. Perkembangan yang dicapai dalam bidang ini proses pembangunan digunakan dua macam indicator:

· Besarnya pengeluaran dinyatakan dalam persentase dari Produk Domestik Bruto

· Banyaknya anak-anak yang berada di sekolah dasar dan sekolah menengah

Perubahan dalam struktur ekonomi yang dipandang sebagai perubahan dalam proses alokasi sumber daya (resources). Yang tergolong sebagai alokasi sumber daya adalah:

Struktur permintaan domestik. Untuk menunjukkan ciri-ciri perubahan struktur permintaan domestik digunakan empat macam proses perubahan, yaitu:

· Perubahan tingkat modal mengalami kenaikan yang sangat besar,

· Tingkat konsumsi pemerintah juga meningkat tetapi peningkatannya sangat kecil sekali, yaitu dari 13,7 persen menjadi 14,8 persen,

· Tingkat konsumsi rumah tangga yang menurut analisis Chenery dan Syrquin menunjukkan bahwa apabila pendapatan per kapita berubah dari US$100 menjadi US$1000, persentasenya berubah dari 72,8 persen menjadi 61,7 persen.

Struktur produksi. Corak perubahan struktur produksi dalam proses pembangunan dalam penelitian yang baru ini memperkuat kesimpulan hasil-hasil yang telah diperoleh sebelumnya mengenai ciri-ciri perubahan struktur ekonomi dalam proses pembangunan. Angka-angka yang diperoleh dalam studi Chenery dan Syrquin menunjukkan bahwa:

· Peranan sektor pertanian dalam menciptakan produksi nasional menurun, yaitu dari 45,2 persen menjadi 13,8 persen

· Peranan sektor industri bertambah tinggi yaitu dari 14,9 persen menjadi 34,7 persen

· Peranan sektor jasa juga naik tetapi tambahan peranannya tersebut relatif kecil, yaitu dari 33,8 persen menjadi 41,3 persen.

Struktur perdagangan. Peranan keseluruhan ekspor dalam kegiatan ekonomi nasional yang dinyatakan sebagai proporsi nilainya dibandingkan dengan GDP meningkat dari 19,5 persen menjadi 26,0 persen. Peranan ekspor barang-barang industri meningkat dari 1,9 persen menjadi 9,7 persen, dan peranan ekspor jasa meningkat dari 3,1 persen menjadi 5,7 persen. Ekspor bahan mentah peranannya menurun dari 13,7 persen menjadi 9,6 persen. Perubahan dalam struktur ekonomi yang dipandang sebagai perubahan dalam proses demografis dan distribusi. Factor-faktor yang termasuk ke dalam proses perubahan demografis dan distribusi adalah sebagai berikut:

Ø Penggunaan tenaga kerja. Corak perubahan persentase tenaga kerja yang digunakan berbagai sektor dalam proses pembangunan mengalami perubahan yang menggunakan data pertumbuhan ekonomi di negara maju sejak abad yang lalu, yaitu dalam menampung tenaga kerja sektor pertanian peranannya menurun, sedang sektor industri dan sektor jasa meningkat. Angka-angka yang diperoleh dalam analisis Chenery dan Syrquin menunjukkan bahwa pada waktu pendapatan per kapita US$100, persentase tenaga kerja yang berada dan bekerja di sektor pertanian, industri, dan jasa masing-masing adalah 65,8 persen, 9,1 persen, dan 25,1 persen. Apabila pendapatan per kapita mencapai US$1000, maka peranan sektor-sektor tersebut dalam menampung tenaga kerja berubah menjadi, sektor pertanian 25,2 persen, sektor industri 32,5 persen, dan sektor jasa 42,3 persen dari seluruh tenaga kerja yang ada dalam suatu perekonomian.

Ø Urbanisasi, tingkat kelahiran dan tingkat kematian. Pada waktu pendapatan per kapita sebesar US$100, dari seluruh jumlah penduduk suatu negara yang berada di daerah urban hanya 12,8 persen, tingkat kelahiran 4,49 persen, dan tingkat kematian 2,09 persen. Pada pendapatan per kapita sebesar US$1000, penduduk di daerah urban merupakan 63,4 persen dari seluruh jumlah penduduk, tingkat kelahiran sebesar 2,29 persen saja dan tingkat kematian hanya 0,97 persen.

Ø Distribusi pendapatan. Perubahan dalam distribusi pendapatan dalam proses pembangunan, yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

· Perubahan bagian pendapatan nasional yang diterima oleh 40 persen penduduk yang tergolong sebagai penerima pendapatan terendah

· Perubahan bagian dari pendapatan nasional yang diterima oleh 20 persen penduduk yang pendapatannya tergolong sebagai pendapatan yang paling tinggi.